Apa itu Reksadana

Rio Chandika

apa itu reksadana

Apa itu Reksadana

Apa itu Reksadana? Apa plus minus nya, dan gimana cara belinya. Reksadana itu, intinya adalah Produk keuangan, dimana kita, dan Ribuan orang lain, yaitu para “investor” dalam tanda kutip mengumpulkan dana kita jadi satu kemudian diserahkan ke pihak lain, yaitu perusahaan yang menjadi “manager investasi” untuk diinvestasikan ke berbagai instrumen keuangan lain, misalnya ke saham, obligasi, dan pasar uang. Nah, jenis reksadananya itu menentukan ke mana uang kita akan diinvestasikan.

Baca Juga: 10 Aplikasi Saham Penghasil Uang Terbaik dan Terpercaya 2021

Jenis Reksadana

Di Indonesia, biasanya ada 4 jenis reksa dana yang bisa ditemui

Reksa Dana Pasar Uang

Kalau kita masuk ke reksa dana pasar uang, uang kita akan diinvestasikan ke deposito dan Sertifikat Bank Indonesia.

Reksa Dana Pendapatan Tetap

Untuk jenis ini, mayoritas uang kita akan dimasukan ke obligasi atau surat hutang.

Reksa Dana Saham

Untuk jenis ini, uang kita 80% ke atas akan dibelikan saham

Reksa Dana Campuran.

Sesuai namanya, untuk reksadana ini uang kita bisa masuk ke obligasi maupun saham, dan juga deposito.

Kelebihan dan Kekurangan Reksadana

Nah, kenapa kita gak investasikan sendiri aja ke saham atau obligasi apa sih untungnya lewat reksadana? Kita langsung bahas di positif dan negatifnya reksadana. Kita mulai dari keuntungannya atau positifnya.

Kelebihan Reksadana

Keuntungan Pertama adalah adanya Manager Investasi. SBI itu apa sih? Obligasi atau Bonds itu apa? Beli saham gimana ya caranya? Kalau kita sebagai orang awam dan gak bisa jawab tiga pertanyaan itu, dan gak punya waktu untuk cari tau, lebih baik kita investasi di reksadana. Karena harapannya sang Manager Investasi ini, nah dia itu kan seorang profesional keuangan yang ahli dan berpengalaman, ceritanya, dalam berinvestasi. Jadi kita tinggal titipkan uang kita ke dia ke mereka, dan mereka yang akan mikir caranya gimana untuk diversifikasi, dan gimana caranya untuk dapat keuntungan maksimal.

Baca Juga: Aplikasi penghasil uang Tanpa modal 2021

Jadi intinya, keuntungannya kita bisa titipkan uang kita ke orang yan ngerti cara berinvestasi dan dia yang akan mengembangkan uang kita.

Keuntungan kedua, itu adalah reksadana bisa dibeli eceran. Maksudnya, dengan uang yang relatif kecil yaitu dengan 100 ribu kita sudah bisa mulai beli reksadana. Coba kalau kita bandingin dengan instrumen keuangan. kalau kita beli sendiri deposito, misalnya untuk kita bisa dapat bunga deposito tinggi, yang kira-kira setara lah dengan reksadana pasar uang, itu biasanya minimal kita harus masukin uang 1 miliar untuk obligasi, kalau kita beli sendiri, umumnya minimal kita harus beli dalam kelipatan 5 juta atau bahkan 50 juta untuk bisa masuk ke obligasi lalu untuk saham kita minimal harus masuk satu lot, atau 100 lembar gitu ya.

Dan harganya itu sangat tergantung harga saham bisa aja satu lembar nya itu 50 ribu Dan umumnya broker pun mengharuskan minimal kita melakukan penempatan dana 5 juta untuk bisa mulai jual beli saham. Jadi keuntungan kedua ini adalah orang-orang yang tadinya mungkin uangnya belum cukup untuk mulai investasi sendiri kalau pakai reksadana, dia bisa masuk kecil-kecilan dari 100 ribu tadi.

Keuntungan ketiga. Reksadana itu bisa dijual kapan saja atau “likuid”.  kita bisa bandingkan dengan deposito misalnya, dimana kita harus menunggu jatuh tempo dulu baru bisa dicairkan kalau reksadana kita bisa cairkan kapan saja

Kekurangan Reksadana

Nah, berikutnya kita masuk ke minusnya nih yang jarang disebut oleh orang-orang yang jualan reksadana.

Pertama, ada fee ingat manager investasi tadi, yang mengurus uang kita? kan pastinya kita harus bayar mereka dong jadi fee untuk manager investasi itu bervariasi biasanya akan ada fee dua kali yang pertama itu ketika kita transaksi beli reksadana.

Fee nya umumnya 1% sampai 3% kemudian nanti juga ada fee ketika kita jual itu biasa nya 0.5% sampai 1% jadi sebelum kita beli reksadana, jangan lupa untuk cek dan hitung fee nya berapa.

Kedua adalah kinerja dari manager investasi. Jadi ini juga bisa jadi sisi minus karena banyak juga, saat-saat dimana manager investasi yang kita pilih, tidak menghasilkan kinerja yang diinginkan. Misalnya, kinerjanya kalah dibanding produk lain dari manager investasi sebelah. Atau bahkan, bisa saja reksadana saham kinerjanya bisa lebih buruk daripada indeks saham. Jadi kan sedih juga, kita udah bayar fee 2% tapi ternyata kinerjanya kalah dibandingkan dengan indeks. jadi sebenarnya kalau kita punya niat untuk belajar instrumen keuangan atau belajar saham dan kita punya waktu juga untuk memantau dan melakukan, bisa jadi, akan lebih baik kalau kita berinvestasi sendiri tanpa lewat reksadana.

Baca Juga: Aplikasi penghasil uang 2021 Terbukti membayar langsung ke rekening

Ketiga adalah NAB belum settle pada saat transaksi. NAB itu adalah harga reksadana yang kita liat di daftar reksadana, atau di menu reksadana yang ada di bank. Misalnya itu adalah NAB/UP atau harga per unit reksadana ini dihitungnya dengan menjumlahkan total dana yang dikelola dibagi dengan total unit.

Nah, NAB ini baru akan dihitung dan baru akan settle di akhir hari jadi ketika kita transaksi di siang hari kita gak akan tau tuh, kita lagi beli atau jual di NAB harga berapa saat transaksi. dan ini makin diperparah lagi kalau kita beli di bank, karena kalau kita beli reksadana di bank, kita harus transaksi sebelum jam 12 siang untuk dapat NAB harga hari itu. jadi kalau kita misalnya beli jam 3 sore kita akan dapat NAB di hari besoknya yang kita lebih gatau lagi itu di harga berapa jadi untuk reksadana saham, bisa aja ada perubahan harga signifikan di akhir hari, yang tidak sesuai dengan prediksi kita. misalnya kita prediksi beli di harga murah bisa aja nanti ternyata di setengah hari terakhir harganya naik, ternyata kita beli di harga yang tidak sesuai dengan prediksi kita.

Resiko Reksadana

Kita masuk ke risikonya reksadana. ini juga sesuatu yang penting, yang jarang disebutkan oleh orang yang jualan reksadana. Tapi saya tidak masukan risiko ke dalam daftar negatif reksadana atau daftar minus. Karena risiko ini sebenarnya ada pada semua instrumen keuangan. Mau reksadana, obligasi, maupun saham. Yang penting sebelum kita masuk ke reksadana, kita harus paham risikonya.

Untuk reksadana pasar uang, ini yang risikonya paling kecil. Karena uang kita akan masuk ke deposito. Maka keuntungannya juga, tiap tahunnya ya mirip-mirip dengan deposito. Kalau di 2017, rata-rata antara 4-6% per tahun. Resikonya adalah, kalau tiba-tiba ekonomi Indonesia ancur, kalau kita punya deposito itu masih dijamin oleh LPS. Maksudnya kalau banknya bankrupt, LPS yang akan mengganti uang deposito kita, asalkan di bawah 2 miliar.

Sedangkan kalau kita uangnya di reksadana pasar uang, nah itu tidak ada tuh yang menjamin. Nah, begitu masuk ke reksadana pendapatan tetap dan reksadana campuran, mulai makin gede nih risikonya. Karena sudah mulai ada obligasi dan saham. berarti mulai ada risiko penurunan harga nih.

Untuk reksadana pendapatan tetap dan campuran, dalam satu tahun bisa saja keuntungannya 3x lipat dari deposito. Tapi karena tadi ada risiko penurunan harga, bisa aja dalam satu tahu yang kita terima. Bahkan di bawah bunga deposito, tergantung harga obligasi dan harga saham

Dan terakhir, reksadana saham, ini yang risikonya paling besar Walaupun biasanya gak jauh dari pergerakan indeks IHSG ya tapi kalau kita salah timing atau salah pilih Manager Investasi bisa aja tuh, sering, dalam tiga tahun kok uangnya tergerus terus gak pernah untung.

Nah itu risikonya. Dan reksadana saham ini yang sering ada janji seakan-akan “wah keuntungannya bakal 20% per tahun” Faktanya, reksadana terbaik aja itu rata-rata keuntungannya 12-16% per tahun, nah itu yang terbaik yang lain itu bisa sangat bervariasi dalam jangka waktu 5 tahun ada yang per tahunnya tuh hanya 4% atau bahkan lebih kecil. Dan inikan jadinya lebih kecil dari deposito Nah itu ada risikonya di reksadana saham.

Baca Juga: Aplikasi Penghasil Uang Langsung ke Dana

Bagaimana Cara Beli Reksadana

Topik berikutnya adalah, gimana cara beli reksadana? Cara paling mudah beli reksadana adalah lewat bank. Mudah, karena pastinya kan kita udah punya nih rekening bank. jadi yang perlu dilakukan adalah beli reksadana lewat bank yang sama. caranya ada dua, bisa ke cabang atau bisa online.

Kalau di cabang, kita datang ke cabang, kita harus ketemu customer service atau CS atau bisa ketemu dengan yang namanya relationship manager. Biasanya reksadana itu gak semua cabang dan gak semua CS bisa jual. karena perlu sertifikasi khusus. tapi di cabang yang bisa, kita ke cabang nanti ke CS, kita pilih reksadananya isi formulir, nah, otomatis bank akan memindahkan dana kita dari rekening ke manager investasi. Ini bisa dilakukan di bank-bank apapun, misalnya BCA dan Mandiri.

Yang kedua, ada beberapa bank yang udah maju nih. Biasanya bank-bank yang lebih kecil. Jadi kita gak perlu ke cabang untuk buka reksadana, tapi cukup lewat online atau lewat app di handphone. Ini sangat menghemat waktu, karena kita bisa transaksi dari manapun. Tapi ya kemungkinan kita belum punya rekening nih di bank-bank kecil tersebut. Kita tetap harus satu kali ke cabang untuk buka rekening, aktifin aplikasi dan aktifin reksadana. Setelah itu baru kita bisa beli lewat handphone.

Tiga bank yang saya tau bisa beli reksadana lewat online adalah Bank Commonwealth, yang kedua Bank Permata, dan Citibank. Itu semuanya bisa lewat online beli reksadana.

Selain bank, banyak cara lain untuk beli reksadana, yaitu bisa lewat perusahaan sekuritas dan yang baru-baru ini bahkan bisa lewat website seperti situs jual beli, kaya Tokopedia, Bukalapak, itu sudah jualan reksadana atau ada website yang khusus juga buat reksadana, seperti Bareksa. Tapi ribetnya adalah, akan ada langkah tambahan untuk buka akun di situs-situs itu dan setiap transaksi pastinya tetap aja akan ada step tambahan yang melibatkan rekening bank kita. Kalau gak transfer ya pake m-banking dan ada keuntungan tambahan juga kalau kita lewat sekuritas atau pemain baru kaya website-website tadi, yaitu: fee-nya akan lebih rendah dari bank, bahkan bisa gratis.

Sampai sini dulu penjelasan mengenai apa itu reksadana Intinya kalau kita gak punya waktu untuk belajar dan memantau obligasi dan saham, mungkin reksadana ini bisa jadi pilihan yang lebih tepat. Yang penting kita harus pastikan bahwa kita udah tau nih semua risiko dan semua fee yang ada, sebelum kita bisa mulai beli reksadana. Tapi walau begitu, saya juga menyarankan setiap orang untuk sesegera mungkin mulai berinvestasi, mau itu deposito, reksadana, maupun saham. Kita harus mulai belajar dan kita harus mulai sedini mungkin.

Sumber: YT Berke Finance

Baca Juga

Bagikan:

Share