Ini Dia Cara Menghitung Keuntungan Reksadana

Rio Chandika

Ini Dia Cara Menghitung Keuntungan Reksadana

Begini cara menghitung keuntungan dan kerugian dari pembelian reksadana. Kita akan kasih tiga contoh yaitu kalau kita belinya di bank dari sekuritas, dan dari website jual beli online atau e-commerce, Lalu Kita juga akan kasih liat satu app yang bisa membantu kita memantau keuntungan dan kerugian kita secara otomatis.

Baca Juga: Apa itu Reksadana

Pertama-tama kita harus mengerti dulu ketika kita beli sebuah reksadana. Sebetulnya “barangnya” yang berpindah tangan itu apa sih, atau apa sih yang kita terima saat kita beli reksadana? Jadi yang kita dapatkan adalah namanya unit. Saya ilustrasikan kalau beli reksadana dengan 1 juta rupiah. Saat kita beli, harga per unitnya atau harga 1 unit misalnya 1.250 rupiah. Kita beli 1 juta, berarti jumlah unit yang kita dapatkan adalah 1 juta dibagi dengan 1.250 totalnya 800 unit. Jumlah 800 unit tersebut nya akan dicatat oleh bank custodian, dan dicatat oleh tempat kita membeli reksadana.

Jadi ceritanya saat ini kita sudah punya 800 unit. Untuk berikutnya jumlah unit kita akan tetap sama tapi yang akan bergerak adalah harga per unit nya, atau disebut NAB/UP. Harga per unit atau NAB/UP ini dihitung dengan menjumlahkan seluruh dana yang dikelola oleh manager investasi, dibagi dengan jumlah unit yang sedang beredar. Berarti harga per unit akan naik apabila nilai dari dana yang dikelola naik dengan segala kegiatan investasi yang dilakukan oleh manager investasi. Misalnya bulan depan harga per unit nya naik dari 1.250 menjadi 1.500, Berarti 800 unit kita nilainya berubah, dihitungnya dengan cara 800 dikali dengan 1.500 yaitu nilainya menjadi 1,2 juta. Berapa keuntungannya?

Baca Juga: 10 Aplikasi Saham Penghasil Uang Terbaik dan Terpercaya 2021

Keuntungan dihitung dari uang yang kita keluarkan pertama kali, yaitu 1 juta tadi diselisihkan dengan harga saat ini yaitu 1,2 juta 1,2 juta dikurang 1 juta adalah 200 ribu sebagai keuntungan kita. Kalau kita cairkan reksadana kita yang akan ditransfer ke rekening adalah 1,2 juta. Tapi, selama kita belum cairkan reksadananya alias kita hanya pegang 800 unit, keuntungan 200 ribu itu masih hanya diatas kertas saja, disebutnya unrealized gain atau belum ada realisasinya.

Nah, misalnya ternyata bulan depannya NAB/UP nya turun menjadi 1.100 berarti kita harus selisihkan lagi dengan harga kita pertama beli yaitu 1 juta. Tapi, harga barunya menjadi 800 unit dikali 1.100 yaitu 880.000. Selisihnya 1 juta menjadi 880 ribu adalah kerugian sebesar 120 ribu. Selama kita belum cairkan reksadana kita, nilainya akan berubah terus setiap hari.

Jadi sekarang ceritanya kita sudah beli reksadana. Sekarang gimana cara melihat berapa keuntungan atau kerugian kita saat ini? Bagusnya, biasanya tempat kita beli reksadana akan punya fitur untuk melihat berapa keuntungan atau kerugiannya. Saya akan kasih tiga contoh.

Pertama contoh kalau beli di Bank. saya contohkan reksadana di Commonwealth bank. Kita akan dapat laporan yang menampilkan tiga angka yang tadi saya bahas, yaitu harga unit saat kita beli, harga unit saat ini, dan keuntungannya atau unrealized gain. Disini terlihat untuk produk ini saya beli dua kali di bulan May, dengan harga per unitnya ini dan ini sekitar 1.800 dengan modal awal 40 juta. Total unit yang terbeli ditampilkan di sini, sekitar 21.000 unit. Di bulan Juni, harga unitnya naik dari 1.800-an ke 1.900-an. Maka jumlah unit yang tadi 21.000 ini dikalikan dengan harga unit terbaru menjadi sekitar 42 juta nominal harganya. Sudah ada keuntungan sekitar 2 juta atau kenaikan 6.14%.

Contoh kedua di kalau kita beli di perusahaan sekuritas Yang saya contohkan ini adalah di sekuritas Indo Premier, dengan aplikasi yang namanya IPOT. Serupa dengan laporan dari bank tadi akan ada jumlah unit yang kita miliki, harga unit ketika kita beli, harga unit saat ini Dan ada potensi keuntungan dan kerugian ditampilkan di sini.

Dan contoh terakhir adalah kalau kita beli di situs jual beli atau e-commerce, dalam hal ini saya coba buka di Bukalapak. Lagi-lagi sama, ini ada jumlah unit yang kita miliki, harga unit saat kita beli, harga unit saat ini Dan terlihat untung dan ruginya.

Nah, ada juga saatnya kita mau hitung atau pantau secara manual. Misalnya, daripada ribet login ke tiga tempat seperti contoh tadi, gimana caranya kita bisa kumpulkan dan pantau di satu aplikasi aja untuk semua reksadana kita? Ada cara yang menurut saya cukup mudah adalah dengan menggunakan situs dan aplikasi handphone Bloomberg.

Pertama buat account dulu di Bloomberg lewat website atau aplikasinya. Kalau sudah masuklah ke menu watchlist, dan buat watchlist baru atau Create New Watchlist. Lalu masukan nama reksadana yang sudah kita beli sebelumnya, misalnya saya contohkan produk BNP Paribas Pesona.

Lalu pilih Edit, dan Add New Lot. Disini, langsung keluar dua angka yang sudah kita bahas sebelumnya, yaitu Position dan Price. Position itu adalah jumlah unit yang kita miliki. Price itu adalah harga per unit saat kita beli.

Baca Juga: Aplikasi penghasil uang Tanpa modal 2021

Masih ingat kan tadi dua angka ini bisa diambil dari mana? Sebelumnya sudah saya kasih tiga contoh Isi saja dua angka tersebut dengan harga saat Anda beli kemudian Save Changes. Selesai, sekarang keuntungannya dan kerugiannya akan otomatis dihitung oleh Bloomberg dan anda bisa pantau dari website maupun dari aplikasinya di handphone.

Kesimpulannya, pertama, saat kita beli reksadana yang kita dapatkan adalah unit Yang kedua, harga unit akan berubah tiap hari, dan keuntungan dihitung dari selisih antara harga unit terakhir dengan harga unit saat dulu kita beli Kemudian keuntungannya sebetulnya masih unrealized atau bisa dibilang belum ada kalau kita belum cairkan reksadana kita kita cairkan maksudnya adalah dengan menjual unit kita Keempat, semua layanan penjualan reksadana tadi contohnya Commonwealth Bank, Indo Premier, dan Bukalapak semuanya akan punya fitur untuk memantau keuntungan dan kerugian kita Dan terakhir, kita juga bisa pantau secara manual asalkan kita punya informasi jumlah unit dan harga per unit saat kita beli misalnya kita bisa pantau dengan menggunakan app nya Bloomberg.

Baca Juga

Bagikan:

Share