Keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB) Akibat Kenaikan Suku Bunga Federal Reserve

Rio Chandika

Keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB) Akibat Kenaikan Suku Bunga Federal Reserve

Keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB) Akibat Kenaikan Suku Bunga Federal Reserve – Pada Jumat (10/3) pagi, Silicon Valley Bank (SVB) mengalami keruntuhan setelah 48 jam mengalami krisis modal dan bank run yang mengakibatkan deposan menarik uang mereka secara cepat. Menurut laporan CNN.com, kondisi SVB memburuk begitu cepat sehingga tidak bisa bertahan hanya lima jam lagi. Kondisi ini disebabkan oleh kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve selama setahun terakhir. Untuk menopang neraca, SVB berencana menjual saham baru senilai US$2,25 miliar.

Baca Juga: Kebangkrutan Silicon Valley Bank: Sebab, Dampak, dan Perkembangan Terkini

Akibat keruntuhan tersebut, regulator California akhirnya memutuskan untuk menutup pemberi pinjaman startup tersebut dan menempatkannya di bawah kendali US Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC). Otoritas AS menyerbu masuk dan menyita aset SVB. Keruntuhan SVB itu memicu kepanikan di antara perusahaan modal ventura utama yang dilaporkan menyarankan perusahaan untuk menarik uang mereka dari bank.

Penyebab Keruntuhan SVB

Salah satu penyebab keruntuhan SVB adalah kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve selama setahun terakhir. Kebijakan moneter yang ketat ini membuat biaya pinjaman meningkat dan mengurangi daya beli masyarakat. SVB yang berspesialisasi dalam pembiayaan startup, mengalami kesulitan karena banyak kliennya adalah perusahaan rintisan yang memerlukan modal.

SVB juga mengalami krisis modal akibat penurunan nilai saham. Pada saat yang sama, SVB harus membayar bunga yang lebih tinggi pada deposito dan pinjaman. Kondisi ini membuat bank menjadi rentan terhadap bank run dan meningkatnya risiko gagal bayar.

Respons Menteri Keuangan AS

Menanggapi keruntuhan SVB yang tiba-tiba, Menteri Keuangan Janet Yellen mengadakan pertemuan darurat regulator perbankan AS. “Sekretaris Yellen menyatakan kepercayaan penuh pada regulator perbankan untuk mengambil tindakan yang tepat sebagai tanggapan dan mencatat bahwa sistem perbankan tetap tangguh dan regulator memiliki alat yang efektif untuk mengatasi peristiwa semacam ini,” kata pernyataan Departemen Keuangan seperti dikutip dari AFP, Sabtu (11/3).

Dampak Keruntuhan SVB

Keruntuhan SVB berdampak besar pada industri pembiayaan startup di Amerika Serikat. Perusahaan modal ventura utama menyarankan perusahaan untuk menarik uang mereka dari bank dan mencari alternatif lain. Banyak klien SVB yang menjadi khawatir dan mencari tahu nasib uang mereka.

Langkah Regulator

Regulator California menutup SVB dan menempatkannya di bawah kendali FDIC untuk melindungi deposan. Regulator perbankan AS, termasuk Menteri Keuangan Janet Yellen, juga mengambil langkah cepat untuk memastikan keamanan sistem perbankan. Namun, keruntuhan SVB menunjukkan bahwa industri perbankan dan keuangan masih rentan terhadap krisis yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi.

Langkah-langkah seperti penempatan bank di bawah kendali regulator dan penjaminan deposito penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan. Namun, perlu juga dilakukan tindakan preventif untuk menghindari krisis yang lebih besar di masa depan.

Penilaian SVB Sebelum Keruntuhan

Sebelum mengalami keruntuhan, SVB telah menjadi bank AS terbesar ke-16 berdasarkan aset. Pada akhir 2022, SVB memiliki aset US$209 miliar dan deposito sekitar US$175,4 miliar. Bank ini telah membantu banyak perusahaan rintisan untuk berkembang dan berhasil mencetak keuntungan yang besar.

Namun, penilaian SVB sebelum keruntuhan juga menjadi sorotan kritis. Ada yang berpendapat bahwa bank ini terlalu banyak memberikan pinjaman kepada perusahaan rintisan yang belum terbukti keberhasilannya, sehingga meningkatkan risiko gagal bayar.

Pelajaran dari Keruntuhan SVB

Keruntuhan SVB menjadi pelajaran penting bagi industri perbankan dan keuangan. Pertama, penting untuk menjaga keseimbangan antara memberikan pinjaman dan menjaga risiko gagal bayar. Bank harus mempertimbangkan dengan hati-hati sebelum memberikan pinjaman kepada klien yang berisiko.

Kedua, bank harus memperkuat modalnya dan menyiapkan diri untuk menghadapi kenaikan suku bunga atau penurunan nilai saham. Bank harus memiliki strategi yang jelas dan fleksibel untuk menghadapi perubahan ekonomi yang tak terduga.

Ketiga, regulator perbankan harus lebih proaktif dalam mengawasi dan mencegah krisis di masa depan. Regulator harus lebih responsif dan memiliki alat yang efektif untuk mengatasi peristiwa semacam ini.

Kesimpulan

Keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB) pada Jumat (10/3) menjadi sorotan dunia karena dampaknya pada industri pembiayaan startup di Amerika Serikat. SVB mengalami keruntuhan setelah mengalami krisis modal dan bank run yang mengakibatkan deposan menarik uang mereka secara cepat. Keruntuhan SVB disebabkan oleh kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve selama setahun terakhir dan penurunan nilai saham.

Langkah-langkah seperti penempatan bank di bawah kendali regulator dan penjaminan deposito penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan. Namun, perlu juga dilakukan tindakan preventif untuk menghindari krisis yang lebih besar di masa depan. Kesadaran akan risiko dan kesiapan untuk menghadapinya adalah kunci untuk menjaga stabilitas sistem perbankan dan keuangan.

Baca Juga

Bagikan:

Share