Breaking News! Bed Bath & Beyond Nyerah, Bangkrut Setelah Merajai Era 90-an

Rio Chandika

Breaking News! Bed Bath & Beyond Nyerah, Bangkrut Setelah Merajai Era 90-an

Breaking News! Bed Bath & Beyond Nyerah, Bangkrut Setelah Merajai Era 90-an – Sobat Teknosiana, perusahaan ritel barang rumah tangga asal Amerika Serikat, Bed Bath & Beyond Inc. akhirnya mengumumkan kebangkrutan Chapter 11 pada hari Minggu (23/4/2023) kemarin setelah gagal mengumpulkan dana. Hal ini berarti perusahaan ini harus mulai melakukan proses likuidasi.

Dulu pada era 1990-an, Bed Bath & Beyond cukup terkenal sebagai toko tujuan konsumen untuk membeli barang-barang perlengkapan pernikahan atau untuk mempersiapkan kebutuhan bayi baru lahir. Tapi sayangnya, permintaan konsumen terhadap perusahaan ini menurun tajam dalam beberapa tahun terakhir karena strategi merchandising-nya untuk menjual produk bermerek gagal.

Meskipun pada tahun lalu, Bed Bath & Beyond mencoba keluar dari strategi merchandising-nya dan mencoba membawa lebih banyak merek nasional yang lebih dikenal oleh konsumen, namun hal ini nggak menunjukkan tanda-tanda keberhasilan. Perusahaan ini justru melaporkan kerugian sebesar US$393 juta setelah penjualan anjlok 33% untuk kuartal yang berakhir pada 26 November 2022.

Berdasarkan dokumen pengajuan kebangkrutan, perusahaan yang berbasis di New Jersey ini mengajukan kebangkrutan di pengadilan Distrik New Jersey dan mendaftarkan perkiraan aset dan kewajibannya dalam kisaran US$1 miliar dan US$10 miliar. Namun, manajemen Bed Bath & Beyond mengklaim telah menerima komitmen sekitar US$240 juta dalam bentuk pembiayaan debitur yang dimiliki dari Sixth Street Specialty Lending Inc.

Meski begitu, perusahaan ini harus menjalani proses penjualan dan pemasaran terbatas untuk sebagian atau seluruh asetnya melalui proses Bab 11. Namun, perusahaan mengklaim 360 toko Bed Bath & Beyond dan 120 toko serta situs online buybuy BABY tetap buka dan melayani pelanggan seiring dimulainya upaya penutupan lokasi ritelnya.

Pada Januari 2023 lalu, perusahaan ini sempat meragukan kemampuannya untuk melanjutkan usahanya hanya beberapa bulan setelah mengumumkan pembiayaan baru senilai lebih dari US$500 juta, serta melakukan pemutusan hubungan kerja dan menutup 150 toko. Kemudian pada bulan Februari 2023, perusahaan ini mencoba mengumpulkan dana sekitar US$1 miliar melalui penawaran saham preferen dan waran untuk menghindari kebangkrutan. Sayangnya, upaya ini hanya berhasil mengumpulkan US$360 juta saja dari kesepakatan yang rumit. Meski begitu, hal ini membantu perusahaan membayar gagal bayar pinjaman dan pembayaran bunga untuk surat utang senior.

Namun pada akhir Maret 2023, Bed Bath & Beyond mengakhiri kesepakatan tersebut dan mengumumkan rencana untuk menjual saham senilai US$300 juta. Perusahaan ini bahkan memperingatkan bahwa mereka mungkin harus mengajukan kebangkrutan jika tidak dapat mengamankan dana.

Pada bulan Februari 2023, Bed Bath & Beyond juga mengalami kegagalan di operasi Kanada-nya. Divisi Kanada, yang mengoperasikan 54 toko Bed Bath & Beyond dan 11 toko buybuy BABY, juga bangkrut.

Kegagalan perusahaan ini bisa menjadi pelajaran bagi para pengusaha agar selalu memperhatikan perubahan pasar dan mencari strategi yang tepat agar bisa bertahan dalam persaingan bisnis. Namun, bagi konsumen, kebangkrutan Bed Bath & Beyond juga bisa menjadi kesempatan emas untuk mendapatkan diskon besar-besaran dari penjualan likuidasi yang akan segera dilakukan.

Baca Juga

Bagikan:

Share