Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi Diffuse Axonal Injury (DAI): Penyakit Korban Penganiayaan Mario

Rio Chandika

Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi Diffuse Axonal Injury

Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi Diffuse Axonal Injury (DAI): Penyakit Korban Penganiayaan Mario – Kasus David yang mengalami diffuse axonal injury (DAI) akibat penganiayaan Mario Dandy menjadi perhatian banyak pihak. Menurut penjelasan Ahmad Taufiq, anggota Bidang Cyber dan Media PP GP Ansor serta rekan ayah korban, DAI biasanya disebabkan oleh kecelakaan atau benturan keras seperti pada kasus David yang terkena penganiayaan. Kasus ini sangat serius karena David masih belum sadarkan diri hingga saat ini. Saat ini, David telah dipindahkan ke Rumah Sakit Mayapada Kuningan, Jakarta Selatan, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Mario diduga terjadi pada Senin (20/2/2023) sekitar pukul 20.30 WIB dan menyebabkan David koma. Kejadian penganiayaan terjadi di Komplek Grand Permata Cluster Boulevard, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Kasus ini semakin menjadi perbincangan hangat setelah video penganiayaan yang mengerikan tersebar di media sosial. Ternyata, Mario adalah anak eks pejabat Ditjen Pajak yang memiliki harta sekitar Rp 52 miliar dan sering memamerkan kekayaannya dengan mengendarai mobil mewah, motor besar hingga Harley Davidson.

Apa itu Diffuse Axonal Injury?

DAI adalah suatu kondisi cedera otak yang disebabkan oleh guncangan atau pergerakan kepala yang tiba-tiba dan keras. Cedera ini terjadi ketika otak mengalami putaran atau pergerakan yang tiba-tiba dan keras, yang dapat merusak serabut saraf pada otak. Akibatnya, sinyal saraf tidak dapat mengalir dengan baik, dan dapat menyebabkan kerusakan yang serius pada fungsi otak.

Penyebab Diffuse Axonal Injury

DAI seringkali terjadi pada orang yang mengalami kecelakaan mobil, penganiayaan, atau benturan keras pada kepala. Cedera ini biasanya terjadi akibat pergerakan kepala yang tiba-tiba dan keras, seperti pada kecelakaan mobil ketika kendaraan berhenti mendadak atau terjadi tabrakan.

Gejala Diffuse Axonal Injury

Gejala DAI dapat bervariasi tergantung pada beratnya cedera otak. Beberapa gejala umum yang dapat muncul pada DAI antara lain:

  • Kehilangan kesadaran
  • Sakit kepala yang parah
  • Mual atau muntah
  • Kesulitan berbicara atau bergerak
  • Kehilangan fungsi tubuh tertentu, seperti penglihatan atau pendengaran

Diagnosis Diffuse Axonal Injury

DAI dapat didiagnosis melalui pemeriksaan neurologis dan tes diagnostik, seperti CT scan atau MRI. Dokter juga dapat melakukan tes tambahan untuk mengevaluasi kerusakan otak dan memastikan bahwa tidak ada kondisi medis lain yang mendasari gejala.

Pengobatan Diffuse Axonal Injury

Tidak ada pengobatan khusus untuk DAI, dan perawatan bergantung pada tingkat keparahan cedera otak. Beberapa tindakan perawatan yang dapat dilakukan antara lain:

  • Observasi dan pengawasan ketat terhadap kondisi pasien
  • Pemberian obat untuk mengontrol gejala, seperti sakit kepala atau mual
  • Terapi rehabilitasi untuk memulihkan fungsi tubuh yang terganggu

Pencegahan Diffuse Axonal Injury

Tidak ada cara yang pasti untuk mencegah DAI, namun beberapa tindakan pencegahan dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya cedera otak, seperti:

  • Menggunakan sabuk pengaman saat berkendara
  • Menggunakan helm saat bersepeda atau berkuda
  • Menghindari olahraga atau aktivitas yang dapat menyebabkan guncangan pada kepala, seperti tinju atau sepak bola
  • Menghindari penggunaan alkohol atau obat-obatan terlarang yang dapat memengaruhi koordinasi dan keseimbangan tubuh

Kesimpulan

Diffuse axonal injury (DAI) adalah suatu kondisi cedera otak yang seringkali terjadi akibat kecelakaan atau penganiayaan. Cedera ini dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada fungsi otak dan memerlukan perawatan yang intensif. Tidak ada cara yang pasti untuk mencegah DAI, namun beberapa tindakan pencegahan dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya cedera otak. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memperhatikan keselamatan saat beraktivitas sehari-hari, terutama saat berkendara atau berolahraga.

Baca Juga

Bagikan:

Share