Makin Keren, IoT Kalahkan Jumlah Pengguna Smartphone di Indonesia!

Rio Chandika

Makin Keren, IoT Kalahkan Jumlah Pengguna Smartphone di Indonesia!

Sobat Teknosiana, lu tau nggak sih sekarang ini pengguna internet of things (IoT) makin banyak dibanding sama pengguna smartphone di Indonesia? Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) baru aja umumin jumlah pengguna IoT pada 2022 diperkirakan udah mencapai 400 juta, dan bakal naik lagi ke 678 juta perangkat pada 2025 nanti, apalagi sekarang udah semakin masifnya penggunaan layanan 5G.

Definisi IoT

IoT atau Internet of Things adalah konsep penghubung yang memungkinkan benda sehari-hari terkoneksi dengan internet dan dapat saling berkomunikasi. Contohnya, lampu yang bisa diatur dengan smartphone atau kulkas yang bisa memberikan notifikasi jika stok makanan menipis.

Nilai Pasar IoT di Indonesia

Menurut Kominfo, nilai pangsa pasar perangkat IoT di Indonesia juga bakal tumbuh pesat, dari Rp 355 triliun pada 2022 lalu, dan terus naik pangsanya hingga Rp 557 triliun pada 2025 nanti. Angka ini sejalan dengan penetrasi internet yang semakin pesat, yakni udah mendekati 80% dari total populasi Indonesia pada Januari 2023.

IoT Masih Didominasi Segmen B2B

Nur Islami Javad, Vice President Startup Bandung, bilang kalo layanan berbasis IoT itu masih didominasi oleh segmen pasar business to business (B2B) dibandingkan business to consumer (B2C). “Adopsi yang tinggi pada IoT itu masih di segmen B2B, belum meluas ke masyarakat umum. Dan sepengamatan saya dalam industri startup, yang bisnisnya berkelanjutan memang di B2B IoT karena tidak terjebak dalam perang bakar-bakar duit,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/4/2023).

Potensi Pasar Korporat untuk Pelaku Startup

Menurut Nur, target pasar korporat menciptakan banyak keseimbangan bagi pelaku startup. Sebab, yang disasar tak sebanyak pasar ritel namun punya kemampuan daya beli jauh lebih besar sehingga sangat realistis untuk sebuah bisnis riil. “Era bisnis valuasi sudah lewat, sekarang harus logis dan bisa bertahan lama. Rasionalitas bisnis menjadi nomor satu. Jadi, harus kuat sisi bisnis secara umum namun di-enhance dengan berbagai mindset dunia startup, atau dalam bahasa lain bisnis regular tapi mengadaptasi cara-cara berpikir dan operasi ala startup,” tutur dia.

Contoh Layanan IoT Antares

Ia mencontohkan, layanan Antares sebagai layanan IoT dari Telkom yang sudah baik dari sisi teknis. Dan hal ini akan tambah baik bahkan mantap kalau disertai dengan arahan laju usaha yang disertai dengan ekosistem yang besar. Antares yang berada di bawah payung Leap-Telkom Digital, masuk ke dunia IoT di Indonesia sebagai upaya mempercepat implementasi IoT di Indonesia dengan cara mendukung ekosistem IoT. Antara lain disediakan solusi dan konektivitas IoT berbasis Long Range Wide Area Network (LoRaWAN).

Sejauh ini dari segi konektivitas, LoRaWAN milik Antares telah berada di lebih dari 700 titik yang tersebar di seluruh Indonesia. Misalnya, sistem Smart Water Meter yang membuat perusahaan pengelola air minum/PDAM pengguna Antares dimudahkan memantau kualitas air dengan media portal sistem informasi yang terpusat.

Di sektor logistik, IoT Antares telah dimanfaatkan untuk memantau kontainer secara real-time, melalui visibilitas data pergerakan setiap kontainer saat masuk ataupun keluar depo dan saat di perjalanan. Pada sektor manufaktur, Antares memberikan manfaat melalui dengan mengidentifikasi dan mengkalkulasi biaya produksi dari aspek daya konsumsi energi perusahaan yang menggunakan.

Kesimpulan

Jadi, pengguna IoT di Indonesia semakin meningkat dan nilai pasar IoT juga semakin besar. Meskipun masih didominasi oleh segmen pasar B2B, ada banyak peluang bagi pelaku startup untuk memasuki pasar korporat. Salah satu contoh layanan IoT yang bisa dimanfaatkan adalah Antares milik Telkom yang sudah memiliki infrastruktur yang mantap.


Baca Juga

Bagikan:

Share