Dari Sundar Pichai ke Steve Wozniak, Ini Kata Para Ahli tentang AI yang Bikin Kepo!

Rio Chandika

Dari Sundar Pichai ke Steve Wozniak, Ini Kata Para Ahli tentang AI yang Bikin Kepo!

Dari Sundar Pichai ke Steve Wozniak, Ini Kata Para Ahli tentang AI yang Bikin Kepo! – Hai Sobat Teknosiana! Kali ini kita mau bahas nih soal kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Teknologi ini makin keren aja dan punya potensi buat gegerin dunia kayak yang kita kenal sekarang. Tapi, selalu ada konsekuensi dari kekuatan yang besar, dan banyak ahli yang mulai was-was soal bahaya AI yang bisa terjadi.

Dari co-founder Apple, Steve Wozniak, sampe CEO Google DeepMind, Demis Hassabis, para tokoh-tokoh ini udah ngasih tau pandangan mereka soal masa depan AI. Mereka ngajarin kita pentingnya mengembangkan dan menggunakan teknologi ini secara etis dan bertanggung jawab. Yuk, kita intip apa aja yang mereka omongin.

Steve Wozniak

Co-founder Apple, Steve Wozniak, ngungkapin kekhawatirannya soal perkembangan AI yang cepet banget dan bisa disalahgunakan di banyak bidang. Dia bilang, teknologi ini harus diredam dulu, dalam wawancara sama CNN.

Tapi, Woz ngelak kalo dia takut sama model bahasa yang gede-gede, katanya dia nggak “hidup dalam ketakutan” dan nggak khawatir sama AI itu sendiri. Yang jadi concern-nya tuh teknologi ini jatuh ke tangan yang salah. Dia nambahin, teknologi yang super kece itu pasti punya sisi baik dan buruknya, jadi komunitas teknologi harus bertanggung jawab dan membantu publik buat siapin diri “menghadapi apa yang akan datang.”

Timnit Gebru

Timnit Gebru, ahli etika AI yang terkenal dan pendiri Distributed Artificial Intelligence Research Institute (DAIR), ngasih peringatan soal bahaya Artificial General Intelligence (AGI) dan bias algoritma pembelajaran mesin.

Di kuliah di Universitas Stanford bulan Februari 2023, Gebru mengkritik ide membangun sistem yang bisa ngelakuin apa aja. Menurutnya, ide ini punya akar di eugenika dan transhumanisme. Dia juga nanya siapa yang bakal diuntungkan dari sistem itu dan siapa yang bakal dirugikan.

Gebru juga ngungkapin eksploitasi tenaga kerja dan potensi penyalahgunaan di balik teknologi AI, seperti model teks-ke-gambar dan model bahasa yang gede. Dia dipecat dari Google tahun 2020 setelah nolak menarik kembali paper tentang risiko model bahasa yang gede. Gebru adalah salah satu pendiri Black in AI, sebuah nonprofit yang mempromosikan keberagaman dan inklusi di bidang tersebut.

Geoffrey Hinton

Hinton, yang sering disebut “godfather of AI”, bilang ke BBC kalo dia nyesel dengan sebagian kerjaannya dan takut kalo sistem AI bisa melebihi kecerdasan manusia dan disalahgunakan oleh “bad actors” buat tujuan jahat.

Dia nyinggung contoh Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang katanya mungkin akan gunakan robot AI buat nyakitin orang Ukraina. Hinton juga bilang kalo chatbot AI macam GPT-4, yang dia bantu kembangin, punya pengetahuan umum lebih banyak daripada manusia dan bisa belajar dan berbagi info lebih cepat. Dia bilang AI itu “bentuk kecerdasan baru dan lebih baik” yang beda banget dari kecerdasan manusia.

Demis Hassabis

CEO Google DeepMind, Demis Hassabis, punya pandangan lebih optimis tentang masa depan AI. Dalam wawancara terbaru dengan The Wall Street Journal, Hassabis bilang kalo AI bisa mencapai kemampuan kognitif manusia dalam lima tahun ke depan. Dia ngomong pas acara media outlet itu – Future of Everything Festival. Hassabis juga bilang kalo laju penelitian AI bisa makin cepat dari yang udah cepat banget ini. Dia kagum dengan kemajuan luar biasa yang udah terjadi dalam beberapa tahun terakhir, dan bilang dia nggak lihat tanda-tanda pelambatan.

“Aku nggak lihat alasan kenapa progres ini akan melambat. Aku pikir mungkin malah akan mempercepat. Jadi, aku pikir kita mungkin cuma butuh beberapa tahun lagi, mungkin dalam satu dekade,” katanya seperti dilansir oleh agensi berita.

Sundar Pichai

CEO Google, Sundar Pichai, ngasih tau pandangannya tentang masa depan AI dalam wawancara terbaru dengan 60 Minutes dari CBS. Dia bilang kalo AI akan sebaik atau sejahat yang diizinkan oleh sifat manusia dan bahwa masyarakat perlu siap buat perubahan teknologi yang cepet. Dia juga memperkenalkan chatbot baru Google, Bard, yang bisa menghasilkan konten seperti pidato, posting blog, dan email.

Baca Juga

Bagikan:

Share